Asosiasi Mahasiswa Muslim Ciptakan Hubungan Budaya di AS

Tiga pemuda berpose dan tersenyum sambil berangkulan (Atas perkenan Waqas Idrees)
Waqas Idrees, tengah, bersama Mohamed Abdelsamd, kiri, dari Sudan, dan Adil Malam, kanan, dari Inggris, saat mengawasi persiapan sajian buka puasa selama Ramadan 2014 di Islamic Society of Boston Cultural Center. (Atas izin Waqas Idrees)

Ketika Waqas Idrees dari Pakistan datang ke Amerika Serikat untuk belajar teknik mesin, ia menemukan kebersamaan dan persahabatan di Islamic Society of Boston Cultural Center (ISBCC), sebuah masjid dan pusat komunitas yang sering dikunjungi oleh Asosiasi Mahasiswa Muslim AS & Kanada (MSA National), sebuah organisasi keagamaan nonpemerintah.

MSA National mendukung organisasi seperti ISBCC untuk menyediakan forum yang menyatukan pelajar Muslim dari berbagai latar belakang.

“Acara-acara ini bermanfaat secara spiritual karena memungkinkan saya memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain sambil menjalin hubungan dengan banyak orang dari seluruh penjuru,” kata Idrees.

Sekelompok mahasiswa Muslim mendirikan MSA National di University of Illinois di Urbana-Champaign pada 1963. Organisasi ini kemudian terus berkembang hingga puluhan tahun kemudian. Sekarang ada lebih dari 600 cabang MSA di kedua negara.

MSA National mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan spiritual, keagamaan, sosial, dan kewarganegaraan para pelajar. Ini juga membantu membuat pelajar Muslim merasa aman dan dilibatkan di mana pun tempat mereka belajar.

Idrees, seorang mahasiswa Northeastern University di Boston sekaligus di Massachusetts Institute of Technology di Cambridge, Massachusetts, sejak 2013 hingga 2014, mengenang saat-saat menjadi sukarelawan di acara buka puasa yang diselenggarakan oleh ISBCC bersama Islamic Society of Northeastern University. Acara itu terbuka untuk orang-orang dari semua latar belakang agama.

“Acaranya berlangsung di pusat kemahasiswaan, di depan permadani dinding yang telah memikat saya sejak hari pertama saya datang, yang memberi tahu semua orang bahwa dari mana pun Anda berasal, tidak peduli apa preferensi dan pilihan Anda dalam hidup, di sini, kita satu,” katanya.

Maryam Noor juga datang ke AS dari Pakistan pada semester musim semi 2019 untuk belajar studi internasional di University of Wyoming sebagai bagian dari Program Pertukaran Mahasiswa Global Departemen Luar Negeri AS.

Sekelompok mahasiswa berdiri di atas rumput dengan pohon-pohon pinus di belakang mereka (Atas izin Maryam Noor)
Maryam Noor, ketiga dari kiri, berpose untuk foto bersama dengan sesama mahasiswa internasional di University of Wyoming di Laramie. (Atas perkenan Maryam Noor)

Noor mengetahui tentang cabang MSA di University of Wyoming melalui kantor Mahasiswa Internasional dan Pelajar di kampus. Dia dengan cepat terlibat dan membantu mengelola acara-acara, termasuk ceramah oleh para cendekiawan Muslim bagi para mahasiswa.

Menurut Pew Research Center, kurang dari 1% populasi Wyoming menyatakan diri sebagai Muslim. Hal ini membuat organisasi seperti MSA National menjadi penting untuk rasa kebersamaan di antara mahasiswa Muslim dan mendorong pemahaman di kalangan yang belum pernah mengenal Islam sebelumnya.

“Itu salah satu pengalaman belajar terbaik yang saya dapatkan,” kata Noor. “Saya berpartisipasi dalam banyak acara di kampus dan belajar banyak tentang budaya Amerika.”

Kelompok mahasiswa Muslim di universitas-universitas AS adalah sarana yang berharga untuk membangun hubungan bermakna dan merayakan kebersamaan.