Cara warga negara memilih pada saat pemilihan umum dan referendum biasanya dipengaruhi oleh apa yang mereka dengar di radio, lihat di televisi, atau baca di koran dan situs berita. Bagi para jurnalis di benua Afrika, tahun 2016 adalah tahun yang sangat sibuk, karena beberapa negara di benua tersebut mengadakan pemilihan antara awal Mei hingga akhir tahun:
- Chad (pemilihan presiden putaran kedua, 9 Mei; pemilihan parlemen pada 2016).
- Sao Tome dan Principe (pemilihan presiden, Juli).
- Zambia (pemilihan presiden dan legislatif, 11 Agustus).
- Tanjung Verde (pemilihan presiden, Agustus).
- Nigeria (pemilihan gubernur, 10 September dan 26 November).
- Seychelles (pemilihan presiden, Oktober).
- Ghana (pemilihan presiden dan parlemen, 7 November).
- Republik Demokratik Kongo (pemilihan presiden, 1 Desember).
- Gambia (pemilihan presiden, 1 Desember).
- Sudan (pemilihan legislatif, Desember).
- Pantai Gading (pemilihan parlemen, Desember).
- Mauritania (pemilihan legislatif, 2016).
- Tanzania (referendum konstitusi, 2016)
- Rwanda (pemilihan parlemen, 2016).
- Somalia (pemilu, 2016).
- Gabon (pemilu, 2016).
Jurnalis veteran Kevin Z. Smith mengatakan bahwa ketika pemilih menuju TPS, tugas wartawan adalah “memberikan pemahaman kepada warga…dengan informasi, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat.” Dengan adanya tekanan sensor, suap, dan ancaman, tugas itu tidak selalu mudah untuk dilakukan.
Setelah berkecimpung dalam dunia wartawan profesional selama 25 tahun, Kevin kini menjabat sebagai wakil direktur Kiplinger Program in Public Affairs Journalism di Ohio State University. Ia telah melatih jurnalis-jurnalis independen di Uganda dan Sierra Leone.

Kevin khawatir karena faktanya bahwa banyak media massa sekarang dikuasai oleh pemerintah, perusahaan, atau kelompok-kelompok dengan kepentingan tertentu, mereka membayar para wartawan untuk menyampaikan pandangan mereka kepada para pemilih tanpa menyebutkan ada keterikatan secara finansial antara keduanya.
Dalam sistem demokrasi, media “berperan sebagai pengawas pemerintah dan menginformasikannya kepada warga agar mereka dapat megambil keputusan yang tepat tentang pemerintah dan juga jalan hidup mereka,” imbuhnya.
Terkait tugas wartawan, Kevin menambahkan, “jika Anda memiliki kepentingan lain, jika kepentingan lain itu adalah motif Anda, dan motif Anda adalah untuk memastikan orang-orang tertentu dipilih dan untuk melaporkannya dengan cara yang tidak akurat dan tidak adil, maka Anda tidak melakukan tugas sebagai jurnalis.”
Jika ada “satu saat ketika media perlu bertindak tegas dan bertanggung jawab dan melakukan hal yang benar dengan melaporkan secara adil dan akurat, hal tersebut sangat lah positif dalam proses pemilihan,” katanya lagi. “Jika tidak, itu artinya Anda mencurangi pembaca dengan memberikan informasi yang salah. Anda curang karena tidak memberikan mereka kesempatan untuk mengambi keputusan yang memengaruhi mereka.”