Proyek sains seorang remaja AS berusia 14 tahun dapat memberikan wawasan tentang pengobatan potensial untuk COVID-19.
Anika Chebrolu, siswa kelas delapan dan peneliti medis muda dari Frisco, Texas, menggunakan pemodelan komputer untuk menemukan molekul yang mampu mengikat virus corona yang menyebabkan COVID-19 dan menghalangi kemampuannya untuk menginfeksi manusia, menurut laporan berita.
Anika menghabiskan musim panasnya bekerja setiap hari guna menyelesaikan proyek tersebut.
“Karena semua pekerjaan bersifat komputasional dan hanya perlu menggunakan berbagai peranti lunak, saya mengerjakan semua proyeknya di rumah,” terangnya kepada Dallas Morning News.
Anika ambil bagian dalam upaya global untuk mengembangkan obat untuk COVID-19, yang telah menjangkiti lebih dari 54 juta orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 1,3 juta per 16 November, menurut WHO.
Anika Chebrolu won a $25,000 prize for discovering a lead molecule that can bind to proteins of the SARS-CoV-2 virus, also known as #COVID19. 💪🏽https://t.co/73fy1aJICr
— Girl Scouts (@girlscouts) October 27, 2020
AS mendukung upaya pengembangan sejumlah kandidat vaksin untuk COVID-19, termasuk sebagian yang berada pada fase akhir uji coba. Pada 22 Oktober, Food and Drug Administration AS memberikan izin untuk pengobatan antivirus bagi pasien rawat inap COVID-19.
Awalnya Anika berencana mencari obat untuk virus influenza. Tetapi, setelah COVID-19 mulai mewabah di seluruh dunia, sang peneliti muda dan mentornya memutuskan banting setir dan mulai mencari molekul yang mampu mengikat protein lonjakan dari virus SARS-CoV-2 dan menghambat kemampuannya untuk menginfeksi sel manusia.
“Setelah menghabiskan begitu banyak waktu meneliti pandemi, virus, dan obat, sulit dipercaya saya benar-benar mengalami peristiwa seperti ini,” ujarnya kepada CNN.
Pada Oktober, proyek Anika memenangkan 2020 3M Young Scientist Challenge. Penghargaan ini termasuk hadiah uang sebesar 25.000 dolar.