Dari NASA ke Star Trek: Perjalanan Angkasa Seorang Ilmuwan

Farouk El-Baz dahulu melatih para astronot yang berencana mendarat di bulan pada 1969 dengan roket Apollo. Kini, mantan ahli geologi NASA tersebut melatih para mahasiswa di Universitas Boston mengenai cara menggunakan citra satelit dan sensor lain untuk mempelajari Bumi.

Berkat perannya dalam Program Apollo, terutama program pendaratan berawak Apollo 11 di bulan, El-Baz yang kelahiran Mesir berkata, “Kami sadar bahwa mata dunia tertuju pada karya kami.”

Aktor Jonathan Frakes dan Michael Dorn mengenakan kostum, berdiri di sebelah shuttlepod (Alamy)
Dalam salah satu adegan serial televisi “Star Trek: The Next Generation,” opsir Riker dan Worf berdiri di samping roket sekoci El-Baz, yang diambil dari nama ilmuwan geologi, Farouk El-Baz. (Alamy)

Kontribusi El-Baz terhadap eksplorasi ruang angkasa telah diakui dengan beragam cara. Setelah ia memberikan salinan salah satu bukunya tentang bulan kepada Rick Berman, produser eksekutif Star Trek: The Next Generation, serial televisi tersebut memberi penghormatan atas perannya dalam Program Luar Angkasa Apollo di NASA dengan menamai roket sekoci “Tipe 15” yang pertama sesuai namanya selama musim penayangan 1988-1989.

Ketika El-Baz melatih para astronot untuk mendarat di bulan, mereka menjulukinya “Raja” untuk menghormati raja Mesir Farouk yang memerintah negara itu selama Perang Dunia II.

El-Baz, yang lahir pada 1938 di daerah Delta sungai Nil Mesir, terus menjaga hubungan dengan negara kelahirannya. Dua tahun setelah menyelesaikan gelar doktoralnya bidang geologi di University of Missouri-Columbia, ia kembali ke Mesir dan ikut serta dalam penemuan terbesar minyak lepas pantai di Teluk Suez.

Pada April lalu, El-Baz baru saja kembali dari kunjungan selama dua minggu ke Mesir. “Dalam kunjungan baru-baru ini, saya memberikan kuliah di klub astronomi American University di Kairo,” kata El-Baz, yang menjadi warga negara AS pada April 1970.

Dari 1978 sampai 1981, El-Baz menjabat sebagai penasihat ilmu pengetahuan untuk Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat.

Farouk El-Baz di depan gambar bulan (Courtesy photo)
Farouk El-Baz (Courtesy photo)

Nilai yang dianut El-Baz untuk eksplorasi bulan AS berasal dari pendidikannya sebagai ahli geologi. Dia juga dikenal berkat studi perintisnya tentang bentang gurun dan gersang, khususnya deteksi air tanah menggunakan pencitraan ruang angkasa. Berkat upayanya tersebut, pada 1999, Geological Society of America Foundation membuat penghargaan sesuai namanya, yang setiap tahunnya diberikan untuk prestasi dalam studi tanah gersang.

Hingga hari ini, El-Baz masih tetap aktif dan terlibat dalam beberapa disiplin akademis. Selain memimpin Center for Remote Sensing di Universitas Boston, El Baz yang usianya sudah mencapai kepala delapan juga menjadi profesor peneliti di jurusan arkeologi dan teknik listrik dan komputer, Universitas Boston, serta tenaga pengajar di jurusan Ilmu Bumi dan lingkungan hidup universitas tersebut.