Peserta Fulbright Program melakukan hal-hal luar biasa: 54 di antaranya meraih penghargaan Nobel; 33 pernah menjabat sebagai kepala negara atau pemerintahan.
Program yang namanya diambil dari nama mantan Senator AS, J. William Fulbright, ini dianggap sebagai program pertukaran pendidikan internasional yang utama di AS. Program ini telah membantu 360.000 peserta – dari AS dan lebih dari 160 negara yang ikut berpartisipasi – menumbuhkan rasa saling pengertian diantara kebudayaan yang beragam.
Untuk memperingati ulang tahun ke-70 program ini, berikut adalah cerita singkat alumni Fulbright yang menjadi pemimpin negara mereka:
Kolinda Grabar-Kitarović

Presiden petahana Kroasia. Presiden perempuan pertama Kroasia dan perempuan pertama yang ditunjuk sebagai wakil sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Peserta Fulbright 2002-2003.
Luis Guillermo Solís Rivera

Presiden Kosta Rika sejak 2014. Dikenal dengan bantuannya dalam menulis rencana perdamaian Amerika Tengah, yang membantu mantan presiden Kosta Rika, Oscar Arias Sánchez, meraih Piagam Perdamaian Nobel. Peserta program Fulbright Foreign Student tahun 1978 dan Fulbright Scholar in Residence tahun 1983.
Ashraf Ghani

Presiden petahana Afganistan. Majalah Foreign Policy and Prospect menjulukinya salah satu dari 100 intelektual paling ternama di dunia. Peserta Fulbright-Hays 1985.
Iveta Radičová

Perdana menteri perempuan pertama Republik Slovakia, 2010-2012. Beliau juga pernah menjabat sebagai menteri tenaga kerja dan menteri pertahanan. Peserta Fulbright Visiting Scholar Program 1999.
Garry Conille

Mantan perdana menteri Haiti dan perdana menteri termuda di bawah konstitusi Haiti kini. Peserta Fulbright 1998.
Kamla Persad-Bissessar

Perdana menteri perempuan pertama Trinidad dan Tobago, 2010-2015. Peserta Fulbright 1983.
Ikuti jejak mereka. Daftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa Fulbright atau mengikuti program pertukaran lainnya.
Tulisan ini adalah modifikasi artikel karya Kourtni Gonzalez.