
Pada 12 Mei lalu, Taman Nasional Way Kambas merayakan kelahiran seekor bayi badak betina yang sangat menggemaskan.
Bayi badak Sumatera seberat 20 kg tersebut adalah anggota keluarga terbaru salah satu spesies dunia yang terancam punah – diperkirakan hanya ada 100 ekor yang tersisa.
“Ibu”-nya asli dari Sumatera dan “ayah”-nya berasal dari Kebun Binatang Cincinnati, dan tahun 2007 lalu dibawa ke Taman Nasional Way Kambas.
.@RhinosIRF announced critically-endangered Sumatran rhino population has increased by one! https://t.co/gYVol0CR7I pic.twitter.com/7bNsdh7UKR
— Cincinnati Zoo (@CincinnatiZoo) May 12, 2016
“Kami tidak bisa berhenti tersenyum sejak kami yakin bahwa ia selamat dan sehat, ,” jelas Susie Ellis dari International Rhino Foundation. “Meskipun satu bayi tidak bisa menyelamatkan seluruh spesies, tapi satu bayi berarti ada satu tambahan badak Sumatera di dunia.”
Badak Sumatera adalah badak terkecil di dunia, dan satu-satunya yang memiliki rambut panjang. Kehidupan mereka terancam akibat perusakan habitat hutan tropis dan pemburu ilegal yang membunuh badak untuk cula-nya, yang ternyata memiliki kandungan protein yang sama dengan pembentuk kuku dan rambut manusia. Cula mereka diselundupkan sebagai hiasan atau ditumbuk menjadi serbuk dan dijual sebagai obat di Tiongkok, Vietnam, dan sejumlah negara lainnya di Asia. Semua spesies badak terancam.
International Rhino Foundation didirikan di suaka badak tempat bayi badak dilahirkan pada 1997. Induknya, Ratu, mencetak sejarah pada 2012 ketika ia melahirkan bayi pertamanya, seekor badak jantan yang diberi nama Andatu. Sebelum kelahiran tersebut, para karyawan suaka secara rutin mengadakan tes ultrasound, dengan metode yang dikembangkan di Ohio oleh Pusat Reproduksi Margasatwa Langka, Kebun Binatang Cincinnati.
Baca informasi lebih lanjut tentang badak dan bagaimana Anda dapat membantu margasatwa.
Artikel ini menggunakan informasi dari Associated Press.