
Di Amerika Serikat, sejumlah badan pemerintah bekerja sama untuk memastikan keamanan pangan melalui sebuah sistem yang dianggap banyak pihak sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Dinas Pemeriksaan dan Keamanan Pangan (Food Safety and Inspection Service, atau FSIS) dari Departemen Pertanian AS (U.S. Department of Agriculture, atau USDA), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (U.S. Centers for Disease Control and Prevention, atau CDC), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (U.S. Food and Drug Administration, atau FDA) bekerja sama untuk melindungi konsumen dan bertindak cepat dalam menarik produk apa pun yang dianggap tidak aman.

Mengapa penarikan pangan itu penting
Dalam upaya penarikan, produsen pangan menyingkirkan produk dari pasar karena ada alasan untuk meyakini bahwa produk mungkin ditempeli label yang salah atau tidak aman dikonsumsi.
Penarikan dilakukan secara sukarela, tetapi kadang dilakukan atas permintaan badan pemerintah AS karena terjadi suatu wabah penyakit atau karena ditemukan patogen, zat asing, atau alergen yang tidak diumumkan pada sebuah produk.
FSIS bertanggung jawab dalam memastikan bahwa daging domestik dan impor, unggas, serta produk telur aman dan dilabeli dengan benar sesuai hukum federal.
FDA meregulasi hampir semua pangan lainnya dan bahan-bahan pangan (kecuali ikan lele, yang masuk dalam yurisdiksi USDA).
Penarikan pangan yang terjadi baru-baru ini
Upaya penarikan melindungi para konsumen. Pada bulan April, Tennessee Brown Bag menarik 2.082 kilogram produk dendeng sapi karena tidak melalui inspeksi USDA. Departemen Pertanian Tennessee menemukan perihal tersebut dan melaporkannya kepada FSIS, hingga kemudian mendorong investigasi.
Investigasi menemukan bahwa produk dendeng sapi tersebut tidak memiliki tanda lulus inspeksi USDA dan diproduksi di sebuah fasilitas yang belum pernah menjalani inspeksi USDA. Dengan kekhawatiran bahwa sudah ada masyarakat yang membeli dendeng tersebut, FSIS menyarankan kepada publik untuk mengembalkan produk tersebut ke tempat mereka membelinya, atau membuangnya. (Dalam kasus ini, tidak ada laporan terkonfirmasi tentang adanya reaksi negatif pada mereka yang telah mengonsumsi dendeng tersebut.)
Baru-baru ini, J.M. Smucker Company secara sukarela menarik 49 produk selai kacang Jif setelah FDA menemukan wabah salmonella yang berasal dari sebuah fasilitas manufaktur di Lexington, Kentucky. FDA, bersama dengan CDC serta para mitra negara bagian dan daerah, lanjut menginvestigasi wabah yang menyebar ke sejumlah negara bagian tersebut. Selain itu, 16 perusahaan yang lebih jauh lagi mengolah selai kacang tersebut dengan cara mengemas ulang atau menggunakannya sebagai bahan untuk produk baru, telah melakukan upaya penarikannya sendiri.
Langkah-langkah yang diambil oleh badan pemerintah dan perusahaan
Selama upaya penarikan, FSIS dan FDA menerbitkan siaran pers atau peringatan kesehatan masyarakat pada situs web mereka. Media menyebarluaskan peringatan-peringatan ini.
Tindakan yang diambil para produsen pangan selama upaya penarikan berbeda-beda, tergantung jenis produk serta alasan penarikan. Perusahaan kerap menerapkan prosedur baru atau menambahkan pelatihan bagi pegawai.
FDA mengakhiri sebuah penarikan hanya setelah mereka menetapkan bahwa produk telah disingkirkan dan dibuang atau dikoreksi, sesuai tingkat bahayanya.
FSIS menutup upaya penarikan setelah mereka mendapati bahwa perusahaan telah melakukan upaya-upaya yang masuk akal dalam menarik dan membuang produk dengan benar.
“Keamanan pangan memerlukan upaya kolaborasi,” ujar Frank Yiannas, wakil komisaris FDA untuk kebijakan dan respons pangan, pada acara keamanan pangan 2021. “Ini merupakan tanggung jawab bersama, dan kita semua punya kepentingan dalam hal ini. Karenanya, seruan untuk bertindak pada hari ini ditujukan kepada pemerintah, produsen pangan, pelaku usaha, dan para konsumen—di seluruh dunia—untuk melakukan peran mereka dalam membantu memastikan bahwa pangan yang kita beli, jual, konsumsi, dan sajikan kepada konsumen, teman, serta keluarga kita aman dan bermanfaat,” ujarnya.