Pompeo: AS Membela Kebebasan Beragama

Menteri Pompeo di podium berbicara kepada khalayak (© Jose Luis Magana/AP Images)
“Amerika adalah kekuatan untuk kebaikan,” kata Menteri Luar Negeri Michael R. Pompeo pada konferensi 28 Februari. (© Jose Luis Magana/AP Images)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael R. Pompeo menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk membela kebebasan beragama karena berbagai rezim di seluruh dunia membatasi hak rakyat mereka sendiri untuk beribadah sesuai agama yang mereka pilih.

Pompeo menyampaikan pada Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) 28 Februari di Oxon Hill, Maryland, bahwa bangsa yang menghormati kebebasan beragama akan lebih stabil dan makmur. Dan dia mengatakan AS siap untuk membela hak paling suci ini.

“Beberapa orang melihat pembunuhan umat Kristiani di Timur Tengah — atau pemenjaraan Muslim Uighur, etnis Kazakh, dan penganut agama lainnya di China — dan berkata, ‘Itu bukan masalah kita,’” Pompeo menyampaikan kepada CPAC. “Tapi saya katakan, dan Presiden Trump juga mengatakan, ‘Ya, itu urusan kami.’”

Partai Komunis China telah menginternir lebih dari 1 juta suku Uighur, etnis Kazakh, dan Muslim lainnya di kamp-kamp interniran sejak 2017. Di dalam kamp, tahanan dipaksa untuk menanggalkan identitas agama dan etnis mereka dan bersumpah setia kepada Partai Komunis.

Amerika Serikat pada bulan Februari bergabung dengan 26 negara lainnya untuk secara resmi meluncurkan Aliansi Kebebasan Beragama Internasional, yang bertujuan untuk memerangi kekerasan terhadap agama. Anggota aliansi berkomitmen untuk menentang semua kekerasan atau pelanggaran terhadap kebebasan agama, di mana pun hal itu terjadi.

“Saya menetapkan ekspektasi yang jelas tentang apa artinya berada di sisi Amerika,” kata Menteri. “Saya meminta kepada mitra kami untuk meningkatkan aksi mereka menghadapi tantangan terbesar yang kita hadapi, baik itu melawan Republik Islam Iran, melawan China, memulihkan demokrasi di Venezuela.”

“Amerika adalah kekuatan untuk kebaikan,” kata Pompeo.