
AS membantu para mitra internasional meningkatkan praktik manajemen limbah mereka agar sampah plastik tidak mengotori laut-laut di dunia.
Dokumen U.S. Federal Strategy for Addressing the Global Issues of Marine Litter, yang dirilis pada 19 Oktober, menguraikan rencana untuk mendukung upaya global dalam mengurangi polusi plastik, yang merusak lingkungan dan mengancam perekonomian yang bergantung pada laut untuk pangan dan pariwisata.
“Secara internasional, 12,7 juta metrik ton sampah mengotori laut kita setiap tahunnya, merusak biota laut dan perekonomian di pesisir”, terang Administrator Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Andrew Wheeler. “Sampah laut menjadi prioritas utama pemerintah saat ini, dan bekerja sama dengan mitra global, kami bertekad mengatasi masalah sampah laut yang terus bertambah di laut kita”.

Menurut dokumen U.S. Federal Strategy di atas setiap tahunnya rata-rata sebanyak 7,3 juta metrik ton limbah plastik mengotori lautan di seluruh dunia, dan diperkirakan menimbulkan kerugian senilai 264 miliar dolar AS setiap tahunnya. Lebih dari separuh limbah laut berasal dari lima negara di Asia, dan China bertanggung jawab atas 7,4% dari semua limbah plastik yang mengotori laut, danau, dan sungai pada 2016.
Presiden Trump menandatangani Save Our Seas Act pada 2018 yang mengarahkan pemerintah AS untuk kian membatasi limbah laut di AS dan mancanegara. Upaya yang diperbarui ini muncul karena menurut dokumen tersebut limbah global diperkirakan akan meningkat 70%, dari 1,8
miliar metrik ton saat ini menjadi 3,08 miliar metrik ton yang dihasilkan setiap tahunnya pada 2050.
Strategi ini menggariskan empat pendekatan utama dalam mengurangi limbah laut global:
- Membangun kapasitas manajemen limbah yang lebih baik.
- Memberikan insentif pada pasar daur ulang global melalui kemitraan dengan sektor swasta.
- Mendorong penelitian dan pengembangan menjadi teknologi dan solusi inovatif.
- Mendorong penyingkiran limbah, termasuk melalui sistem penangkapan di laut dan sungai.
Rencana ini memperpanjang daftar upaya AS dalam mengurangi limbah laut, termasuk upaya-upaya seperti prakarsa internasional Perairan Bebas Sampah dari EPA, yang bekerja sama dengan para mitra internasional guna mengurangi sumber-sumber limbah melalui peningkatan kesadaran, pengumpulan limbah, serta upaya lainnya.
Program Clean Cities, Blue Ocean dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) menyalurkan dana sebesar 48 juta dolar AS dalam lima tahun terakhir guna membantu negara-negara yang berurbanisasi secara cepat di Asia dan Amerika Latin dalam membatasi polusi plastik dengan memutakhirkan sistem manajemen limbah padat dan mendorong perubahan perilaku.
USAID meluncurkan Program Daur Ulang Limbah Kota senilai 14 juta dolar AS pada Oktober 2016, yang telah mendanai 30 proyek lokal dengan solusi inovatif dan berkelanjutan di Indonesia, Filipina, Sri Lanka dan Vietnam.
USAID juga bermitra dengan Alliance to End Plastic Waste dan sektor swasta untuk menerapkan model bisnis dan teknologi guna meningkatkan manajemen limbah di perkotaan yang menyebabkan limbah laut. Organisasi ini telah mengumpulkan lebih dari 50 perusahaan swasta yang telah berkomitmen untuk secara kolektif menginvestasikan 1,5 miliar dolar AS untuk mencari solusi mengakhiri limbah plastik.
USAID bekerja sama dengan U.S. International Development Finance Corporation juga telah menggelontorkan jaminan pinjaman sebagian senilai 35 juta dolar AS untuk mendorong investasi sektor swasta dalam pendaurulangan di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
“Sebagai bagian dari visi Presiden Trump, U.S. Agency for International Development bekerja sama dengan pemerintah setempat, komunitas, dan sektor swasta lokal di negara-negara kunci guna mengurangi polusi plastik laut”, ujar Wakil Administrator USAID, John Barsa, dalam pernyataannya pada 19 Oktober.