Target Misi: Lebih Banyak Astronaut Perempuan

Cady Coleman sedang bermain seruling di stasiun luar angkasa (NASA)
Astronaut NASA Cady Coleman, seorang insinyur penerbangan yang sedang menjalankan misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, memainkan serulingnya di sana pada Maret 2011. (NASA)

Saat astronaut Cady Coleman tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional, dia bermain dengan rambutnya. Selagi tinggal dan bekerja di lingkungan tanpa gravitasi, dia membiarkan rambut cokelatnya yang cukup panjang mengambang bebas di atas kepalanya.

Cady Coleman sedang mencuci rambutnya di stasiun luar angkasa (NASA)
Cady Coleman mencuci rambutnya di luar angkasa. (NASA)

Dalam sebuah video yang dibuat kru untuk memberikan tur stasiun bagi para penggemar yang penasaran di Bumi, Coleman menarik tubuhnya yang tanpa bobot melewati koridor selebar bus sekolah sementara rambutnya berputar di sekelilingnya. Dia tinggal di stasiun ini mulai Desember 2010 hingga Mei 2011. Dia mengatakan bahwa “gaya tanpa gravitasi” adalah salah satu cara untuk mengatakan “luar angkasa adalah tempat yang tepat bagi perempuan.”

“Sungguh sangat penting melihat orang yang mirip dengan kita melakukan berbagai macam hal. Bisa melihat diri kita dalam citra perempuan yang melakukan berbagai hal hebat menjadikan aktivitas-aktivitas tersebut tampak normal,” ujar Coleman.

Menurut PBB, perempuan merepresentasikan sepertiga dari jumlah total peneliti ilmiah, 12% anggota akademi ilmiah nasional, 28% lulusan teknik, serta 40% lulusan ilmu komputer dan informatika.

Pada 2025, NASA dijadwalkan akan meluncurkan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama dalam sebuah roket untuk menjelajah bulan, yang merupakan sebuah langkah besar dalam menetapkan keberadaan jangka panjang di sana dan berpotensi mengirim manusia ke Mars. Saat itu terjadi, Coleman meyakini bahwa “hal tersebut akan mengubah banyak hal” bagi generasi penerus.

Tumbuh besar pada tahun 1960-an, Coleman kala itu melihat foto astronaut Apollo di media—kesemuanya adalah pria dengan rambut cepak. Tidak pernah tebersit di benaknya untuk menjadi seorang astronaut sampai dia menginjak tahun ketiga di Massachusetts Institute of Technology, saat Sally Ride datang untuk berbicara di kampus.

Coleman ingat bahwa Ride, seorang astrofisikawan dan perempuan Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa, memiliki rambut sebahu yang mirip dengan gaya rambut Coleman pada kala itu. Ride mengatakan kepada para siswa, “Ilmu pengetahuan adalah olahraga tim, begitu pula dengan penjelajahan luar angkasa.”

“Saya sangat menyukai itu. Saya merasa punya kesamaan dengannya dan memutuskan bahwa saya juga ingin melakukan hal itu,” kenang Coleman.

Sally Ride sedang tersenyum di kokpit (NASA)
Astronaut Sally Ride saat misi STS-7 pada 1983. (NASA)

Coleman lulus dengan gelar sarjana kimia, kemudian menekuni gelar doktor dalam bidang ilmu dan teknik polimer, lalu bertugas di Angkatan Udara AS. Pada 1992, dia melamar di NASA dan menjadi salah satu dari tiga perempuan dan 16 pria yang terpilih sebagai astronaut. Awalnya, Coleman bekerja sebagai tim pendukung untuk pesawat ulang-alik. Kemudian pada tahun 1990-an, dia terbang dalam dua misi pesawat yang berfokus pada sains, sebelum akhirnya menjalankan ekspedisi di stasiun luar angkasa selama enam bulan.

Dia pensiun dari NASA pada akhir 2016. Sejak itu, dia telah berkeliling dunia untuk memberi inspirasi kepada para perempuan dan anak perempuan, seperti yang pernah dilakukan Ride. Dia menikah dengan seniman kaca Josh Simpson, dan mereka memiliki dua putra. Coleman sedang menulis sebuah buku tentang kariernya selama beberapa dekade di NASA, serta perannya sebagai musisi, istri, dan ibu.

Dia mengatakan bahwa dia akan menganggap bukunya sukses jika para pembaca, baik laki-laki maupun perempuan, mengatakan, “Mungkin saya juga bisa melakukan itu.”

Artikel ini ditulis oleh penulis lepas Bara Vaida.